Kehidupanku dimulai kemarin, aku jalani hari ini, kupersembahkan untuk masa depan nanti
Aku kamu dan kita itu sama, sama - sama sedang mencari jati diri, mencari apa yang harus dilakukan dan mencari apa yang bisa membuat kita hidup. Hanya semangat, usaha, dan doa untuk mewujudkannya.
Keluargaku cambukku untuk menjadi pribadi yang mandiri berjuang untuk apa yang aku inginkan. Belajar untuk tdak mengeluh dan meminta.
Hidup untuk berjuang, untuk usaha menggapai apa yang ada di angan. Selalu befikir ada harapan diseetiap detik yang diberikan ALLAH untuk kita.
SEMANGAT ATAS CITA DAN CINTA MASA DEPAN
Tak kenal putus asa untuk maju, meraih peluang dimanapun kaki berpijak, tak mengenal malu untuk memperbaiki diri, menjadi pribadi mandiri dan membanggakan..
Senin, 03 Desember 2012
Tak ada KISAH di Bulan Desember
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Tak ada KISAH di Bulan Desember
Penantian... tinggal sebuah ungkapan...
Janji tinggal sebuah ingatan
Kata sayang hanya bisa dikenang
Semuannya sirna, dalam sekejap
Tak tersisa.....
Tak ada lagi serpihan indah.. yang bertaburan
Tak ada lagi bintang dan bulan yang tersenyum
Tak ada lagi jiwa indah yang menerangiku
Di sudut – sudut hatiku hanya ada fatamorgana yang kelam
Tak ada bahasa yang mampu mengungkapkan itu
Semuannya kelam... dan semakin kelam
Aku sadar aku hanyalah debu di padang pasir...
Yang tak berguna... dan tak bernilai...
Namun dalam hatiku yang paling dalam
Aku mencoba menjadi yang terbaik untukmu
Tetapi jika memang tak ada celah lagi
Aku akan menunggu “golden angel” itu kembali...
Menyambutkuu......
Terlupakan
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Terlupakan
Tak tersirat dibenakku
Tuk menghapus jejakmu
Tak pernah terlintas diotakku
Tuk melupakan bayangmy
Yang abadi dihatiku
Mengukir segenggam cerita
Waktu bersamamu
Saat terindahku
Denganmu
Kata yang terucap
Tak mudah dilupakan
Janji yang tersirat
Hanya bisa diingat
Tlah sirna
Berlalu sering berjalanya waktu
Bayangmu
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Bayangmu
Rintik hujan samar
Seiring kilat menyambar
Terlukis dalam angan
Bayang yang ingin kulupakan
Cemeti dewa membahana diangkasa
Gantikan suaramu yang fana
Kucoba gantikan sosokmu
Dengan yang bisa menerimaku
Aku tak cukup sempurna
Dan takkan pernah bisa
Dan hati yang kau campakan
Takkan pernah kembali
Kepergianmu
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Kepergianmu
Potretmu kupandang
Indah berbingkai emas
Ditemani pancaran redup lilin
Setangkai mawar putih tanda kasih
Melepas kepergianmu nan jauh
Tinggalkan luka menganga
Kubuka agenda kecilku
Mengenang memori indah bersamamu
Kini semua hilang
Takkan mungkin kembali
Kau selalu berkuasa
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Raja cinta
Kau selalu berkuasa
Merajai semua nafsu yang ada
Tak pernah pandang bulu siapaun dia
Tua, muda, kau jadikan korban
Korban kegilaanmu
Mreka terpesona, lengang,terlena dengan pesonamu
Dazar... keparat kau
Karna kaulah nyawa tak berdosa mlayang
Nafsu bejadmu kau jadikan andalan
Tanpa ada ampun kau binasakan mreka
Hati suci yang tercipta, kini jadi kotor
Kotor, hina, tak
berbuih
Kau kau kau
sungguh munafik
Sampai kapan kau
jajah insan mulia ini???
Percaya ???
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Percaya ???
Satu kata yang menurutku adalah kata gila
Kau selalu berjasa ketika ada yang membutuhkan
Namuan kau juga menjadikan bumerang bagi orang yang ada disekelilingmu
Kau tak lebih dari seonggokan sampah di pinggir jalan
Yang tak punya harga sedikitpun
Entah siapa lagi yang akan memungutmu
Entah siapa lagi yang akan jadi korban dengan birahimu
Biadap kau
Bangsat kau
Karnamu takdir berjalan dengan baik
Penuh dengan liku – liku
Karnamu jua kau hancurkan masa indah mreka
Kenapa kau ada kau tak hanya seonggokan sampah tapi juga mahkluk hina
Yang tak berharga
Gara – gara kau banyak korban
Kau tak lagi dapat dijadika panutan
Kau tak pantas menyebut dirimu malaikat
Kau tak pantas disebut sebagai Tuhan karna kau bukan Tuhan
Bangsat kau................
Hitam putih
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Hitam
putih
Setitik
noda yang membekas di antara sang langit
Sepercik
hitam kelam menyelimuti
Tak
dapat dipilah
Tak
dapat dibagi
Tak
dapat dibersihkan
Jalan
menuju nirwana telah ternoda
Noda
yang begitu tajam
Selalu
mentap dengan penuh merah
Hitam
kelam menjadikan semuanya
Hanya
satu bermula dari satu titik
Namun...
namun...
Membuat
semuanya sirna dengan sejenak
Putih
ternoda,
Suatu
kesalahan yang tak pernah berujung
Dan
tak pernah ada anti klimaks
Kenangan itu
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Kenangan itu
Kenangan itu seakan kembali
Membangkitkan luka lama yang telah terpendam
Membuka jendela kelam kala itu
Bak dentuman keras menyayat hati
Mengingatkan akan kasih itu
Sakit tergores parang tajam
Tak dapat aku menguasai jiwaku
Aku aku aku semakin terpuruk
Aku ingin semua kembali
Membuka lembaran baru dengan kasih putih
Kenapa kenapa
engkau buat semua ini Tuhan
Aku tak mampu
Mengapa tak kau buat memori itu hilang ???
Mengapa mengapa mengapa Tuhan ???
Semakin lama semakin indah kenangan itu
Mampukah aku menguburnya, melupakannya
Semburat langit sore
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Semburat langit sore
Kelak dikemudian hari kau
kan melihat
Suatu keajaiban dengan
penuh makna
Keajaiban yang tak pernah
kau rasakan sebelumnya
Dengan penuh tatapan indah
Kau pancarkan aura indah
dilangit
Penuh warna dan penuh
makna
Kaulah yang pertama menyapa
Menyambut kala itu dengan
senyuman
Indah, elok, dan anggun
Tak dapat terlukis dengan
kata – kata
Mulut ini terasa mengunci
Tak dapat bersua
Tak dapat bergerak
Tak dapat melangkah
Sungguh indah saat itu
Tak kala kau menampakkan
sinarmu
Akankah hal itu terulang
lagi???
Sajadah suci
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Sajadah
suci
Tergelar indah dengan penuh makna
Membentang diatas lantai putih
Penuh makna…
Sedang apakah engkau, ungkapku perlahan
Tak menjawab dan hanya bergeming
Terus terdiam dan terpaku
Tanpa reaksi dan tanpa aksi
Semakin kusulit memutar otak
Sedang apakah dia disana
Membawa sejuta misteri indah
Guratan nama terselip diantaranya
Membuat sang pujangga datang menyapa
Aku datang untukmu
Menghapus segala gundahmu
Memberimu kebahagiaan disisiku
Maukah kau memberikanku kepadanya???
Kasih putih
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Kasih putih
Engkau datang tak kala panah asmara menghampiri sang
hanoman
Menusuk urat nadi yang terdalam
Menembus darah mengalir bersama
sukma
Membelah jiwa menjadi berkeping
– keeping
Kau tiupkan aroma surga cinta
Dengan penuh alur, kau mulai
merasa
Degup jantung yang semakin cepat
Nadi seakan terhambat
Apakah ini kasih ???
Kau kah yang disana yang
membuatnya
Asmara sang Shinta telah membara
Membawa keduanya ke alam raya
Mengikuti sepasang kupu-kupu
Terbang bebas tanpa ada rasa
berat
Melenggang diudara dengan penuh
cita
Tak ada penghalang yang berarti
Kasih itu putih, kasih itu nyata
Dan dya tak pernah dusta
Namamu dihatiku
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Namamu
dihatiku
Kegelisahan ini akhirnya terjawab
Kesedihan yang slama ini terpendam kini tlah pudar
Bahagia telah datang menyapa
Dengan alunan merdu dan angin berhembus
Kau ucapkan kalimat terindah untukku kenang
Jauh dari khayal jauh dari ke-fana-an
Itu nyata dan inipun nyata
Kau dan kau tlah mengisi sudut sepi hati ini
Kegelapan yang melanda seketika berubah cerah
Menujukkan sosok berlian nan indah
Memancarkan kemilau sinarnya
Ukiran nama nan indah
Kini menghiasi rongga hati ini
Membuat sang shinta mabuk akan warnanya
Hanya ada satu bintang di hati
Yang tengah bersinar dan terus akan bersinar
Hingga nadi ini berhenti
itu engkau… kekasihku…
Kisah sedih masa lalu
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Kisah sedih masa lalu
Matahari seakan
lenyap dari antariksa
Bulan seakan tak
mampu bersinar
Dan bintangpu tak
mampu membuat sinarnya
Semuannya kelam
Hitam pekat tanpa
ada celah
Tak ada satu
orangpun yang berani menatap
Tak ada burung
yang berani berkicau
Tak ada ranting
yang berani gugur
Mreka takut akan
kegelapan
Mreka takut salah
langkah
Mereka takut dan takut
Tanpa ada
perasaan, gelappun semakin menjadi
Tak peduli setan
atau iblis mana yang hendak mampir
Tak ada sinar
terang dilangit
Tak ada kasih di surga
Tak ada nirwana
yang membuka pintunya
Sungguh kelam fana
ini
Rintihan sang petua di akhir Desember
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Rintihan sang petua di akhir Desember
Detik telah
berganti
Jaman telah
berubah menjadi fatamorgana
Tak ada kisah yang
nyata
Fakta yang tak
kunjung terungkap
Kini tersisip
dibalik guguran daun
Tak ada yang dapat
dilontarkan
Kisah hidup macam
apa ini?
Masa curam kembali
terulang
Dengan penuh siksa
kegelapan menyerang
Tak ada daya dan
tak ada upaya
Tak ada lagi
sepenggal kisah kasih untuk mereka
Tak ada cinta lagi
untuk mereka
Desember awal dari
kegopohan negri
Goyah dan semakin
goyah
Tinggal menunggu
satu tiang untuk hancur
Dan semakin hancur
terpuruk
Malam tanpa renungan
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Malam tanpa renungan
Aku duduk
sendiri termenung di pojok sepi
Meratapi apa
yang sedang terjadi dengan hari ini
Ku coba menerka
apa – apa yang sedang kurasakan
Kucuba
menghilangkan sepi
Namun… tak bisa
Semuanya
berubah menjadi misteri
Yang sulit
untuk dipecahkan
Tak ada kata
tak ada perbuatan
Aku semakin
takut apa yang akan terjadi
Taku… dan
semakin takut…
Beyangan buruk
selalu menghantui
Hingga aku tak
kuasa memejamkan mata ini
Yang terus
berlinang air mata
Aku ingin… aku
ingin bertemu dengan engkau
Meminta jawaban
dari gundahku, yang tak kunjung reda.
Merah Pudar Ditelan Angkara
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Merah
Pudar Ditelan Angkara
Semangat…
semangat… seru sang Letnan
Menggebu,
mendebu, membakar jiwa
Bak
dipadang pasir tertumbuhi rumput hijau
Yang
semakin hijau dengan siraman hujan
Semangat
yang tak henti menyala
Menjadi
saksi akan berdirinya bangsa
Menjadi
saksi akan matinya beribu jiwa
Demi
sang negara
Desissan
senapa. Dorr… Dorr…
Memekakan
telinga
Membuka
mata
“Siap
Letnan perang dimulai”, ujarnya
Runcingnya
bambu dan sebilah belati
Menjadi
gaman sejati
Tanpa
menoleh… serbuuuuu….
Bambu
tegak berdiri diatas mayat – mayat kompeni
Perjuangan
yang lama
Darah
mengalir bak sungai yang tak berujung
Menepis
ke serat kayu, menjauh kedalam bumi
Tak
ada kata saudara, tak ada kata teman
Depan
mata adalah singa yang haus akan darah
Hanya
perlu satu bambu dan sebuah kekompakan
Menerkam
menerjang ke depan
Tak
ada ampunan,
Tak
ada perlawanan
Semuanya
demi sang pertiwi yang harus berdiri lagi
Namun…
Ceceran
darah , guratan air mata, goresan permanen
Tak
lagi dipuji
Tak
ada kata – kata mulia lagi untuk mereka
Semuanya
hilang tanpa bekas
Kembali
ke jaman jahiliyah, tak tahu arah
Kini
tinggalah fatamorgana yang menjadi raja
Menjadi
dayang semua angkara
Menyusutkan
akal yang tak bertuan
Tak
ada balasan barang se zarah
“Ah…
mengapa aku bodoh berbuat untuk mereka yang gila akan dunia.”
Anggrek putih
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Anggrek putih
Tersenyum kau menyapaku
Terangi jalanku
Sinar menyala di dalam kegelapan
Putih bersih, selalu bersinar
Menembus sang dewa malam
Pekat tak terasa lagi
Dengan sebuah kasih sayang merambah kedunia luar
Memberikan sesosok kehidupan
Denganmu jalan menuju nirwana seakan terbuka
Menujukkan keagungannya
Indah menawan bak sang hapsari turun ke bumi
Ingin rasanya hati memikat
Namun tak kuasa tuk mendapatkannya
Tetaplah tenag engkau disana, sebagai sang awal kehidupan
Ketika sang revolusioner berhenti menapak
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Ketika sang revolusioner
berhenti menapak
Kobaran yang
menyala dalam hati telah padam
Semangat yang
membara telah padam
Nadi yang
berdenyut kencang tak lagi berdetak
Langkah kaki yang
yang lancang
Kini tak mampu
menopang
Tangan yang kuat
Tak lagi dapat memegang
Akal yang jernih
Tak lagi dapat
berfikir
Tidur terbaring
senyap
Tanpa sang mentari
yang menghiasi
Hanya ada ratapan
kecil dari sang cucu
Yang semakin
meratap dan terus menatap
Tak ada harapan
yang bisa dibuat
Hanya menunggu
sang Izroil menjemput
Ratapan mata yang
kosong
Wajah yang mulai
mengkeriput
Lekuk hitam
terlihat jelas dalam guratan
Rona mata yang
semakin memudar
Tak ada lagi
cahaya kehidupan
Mirisnya lagi, tak
ada satupun yang datang
Menyapa sang mentari
yang pernah bersinar ditengah kegelapan
Tak ada satupun
yang menyapa ketika sang mentari datang
Ketika detik –
detik penentuan
Hanya sang cucu
yang yang tak berpaling
Tak pernah
menyembunyikan gundahnya
Rela selalu setia
menunggu sang belahan jiwa
Tepat setengah 12
malam…
Hembusan terakhir terasa
kerasnya
Terbangun,
terbelalak tak dapat berkata
Hanya satu kalimat
yang sellau dia ucapkan
Dengan tertatih
merelakan
Akhirnya sang
revolusi telah mangkat
Membawa sejuta
kerinduan yang akan datang
Setelah bau
menyengat, barulah mereka mengabarkan
Sungguh munafik
mereka
Tak dapat
mengindahkan apa yang telah diperbuatnya.
Tua renta dengan sebuah pesona
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Tua renta dengan sebuah pesona
Engkau bak mentari di atas gunung
Memberikan sejuta pesona
Memberi sinarnya ke dalam sukma insannya
Sendi layu, poros tak bertepi,itulah dirimu
Mata menghadap ke tanah
Punggung mencium lutut
Renta sungguh renta
Tak dapat bergerak bebas
Namun, abdimu, perjuangamu sungguh tak terganti
Kau korbankan semuanya demi kami
Kami kami kami ...
Yang terkadang tak pantas mendapatkannya
Tak pantas mendapatkan sesuatu yang mulia ini
Kau takkan terganti dihati ini
Pelita menerangi kegelapan begitu juga kau
Engkau menerangi jiwa ini yang penuh kelam
Bak oase ditengah gurun, yang selalu menjadi
sumber kehidupan
Hatimu lembut, jiwamu sekeras baja
Tak dapat terkalahkan oleh apapun
Kau menciptakan sebuah peradapan
Kau pe- revolusi jiwa muda
Namun mengapa, kini kau tinggalkan kami
Sebelum kami dapat membanggakan kau
Maafkan kami, yang tak tahu terima kasih
# syair sderhana untuk
sang dewa penyelamat revolusi
Cempaka putih
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Cempaka putih
Kau terlihat elok
ketika
Sang surya
menyinarimu
Sungguh anggun
pesonamu
Tak ada yang mampu
menandinginya
Dirimu takkan sepi
dari sang kumbang
Mereka slalu
menghampirimu
Dengan penuh tatapan
Tatapan yang bermakna
NAMUN...
Saat hujan mulai turun
Dan mendung
menyelimuti langit
Cahayamu takkan
terpancar lagi
Itulah aku.. saat
ini..
Tak ada lagi sang
surya
Yang memberikan
sinarnya
KINI....
Yang ada hanya surau
kelam di langit...
Dan rasanya itu akan
terus menyelimuti
Entah sampai kapan
???
Itu semua akan
kembali...
Kini hanya bisa
berharap dan menanti sebuah keajaiban...
Sempurna
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Sempurna
Kata indah yang dianggap
turun dari surga
Seakan melambung tinggi
dibawa sang awan
Membawa sejuta harapan
yang indah
Banyak kaum yang
mendambanya
Berharap melekat pada
dirinya
Namun….
Tak tahu kah wahai kaum
Dya terkadang menyakitkan
Dan lebih sakit
Bak badai menerjang
disertai topan
Yang seenaknya menerpa
Seperti juga engkau selalu
dan selalu menuntut akan kesempurnaan
Kau kau kau dan kau selalu menganggap
dirimu penting bagai semua
Tak tahukah kau, akan derita yang mereka
alami karnamu
Kau tak pantas disebut
SEMPURNA
Senja terakhir di kota lama
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Senja
terakhir di kota lama
Guratan
merah mengakhiri semua
Sejenak
terlihat indah
Sejenak
terlihat nyaman
Saling
berbagi dan mengasihi
Memberikan
pujian dan ejekan
Seketika
itu pula dunia berhenti berputar
Ketika
sebuah ungkapan datang menyapa
Merasuk
ke jiwa,menelusuri aliran darah
Nadi
menutup , lemas tak berdaya
Senja
itu, awal tetapi juga akhir
Waktu
yang ditunggu kini tiba
Peluh
tak terasa jatuh perlahan
Menelusuri
pipi dan akhirnya jatuh ke tanah
Tangan
yang semula tergenggam
Kini......
Jauh
melambai dan semakin menjauh
Perpisahan
kini tlah datang
Dia
kini harus pergi...
Meninggalkan
kenangan indah itu
Pergi
mengejar bintang
Berharap
akan menjadi bintang kelak
Kulepas
dengan penuh berat
Namun
berharap kota lama ini akan menjadi peraduan nantinya
Detikmu
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Detikmu
Detik yang tak pernah di tunggu tibaMembawa sebuah surat utusan
Tinta merah membelalak mata
Tak berkedip hanya diam
Terpaku dan membisu
Apa artinya ini???
Detikmu tinggal 20
Ketika tiba kau kan melayang bersama ku
Tak ada ampun untuk jiwamu
Kau kan tetap pergi denganku
Pergi,..pergi jauh dan tak akan kembali lagi
Peluhmu tak berguna lagi
Tetes air matamu hanya sia – sia
Lihatlah... betapa hinanya dirimu di hadapan-Nya
Sungguh detikmu kini tiba
Arrghhhh......
Hati t’lah memilih
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Hati t’lah memilih
Saat
semuanya berpaling
Saat
semuanya merendah
Saat
semuanya tak mampu
Kau
hadir di sisiku, dengan penuh senyum manis
Menentramkan
jiwa,
Menyentuh
sukma
Semuanya
kini tlah berubah,
Kau
memberiku keindahan
Kau
memberikanku kesejukan, kedamaian
Yang
ku rasakan kini.
Dewa
hati mengutus asmara kepadaku
Sungguh
terasa amat mulia dan nirwana di depan mata
Namun,,,
satu hal yang sulit ku redam
Sulit
ku bayangkan
Bahkan
sulit ku cerna
Aku
takut, aku takut kehilanganmu
Jujur,....
Aku
sayang
Ku
ingin kau slalu ada dalam sudut jiwaku
Dan
hatiku tlah memilihmu,..
IBU
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Kau goreskan titik nadi kepadaku
Ku adalah jelmaan mu
Darah mengalir dengan penuh doamu
Denyut nadi yang tak terasa, kini terasa jelas dan semakin jelas
Lama ku ingin melihat dunia
Tetapi kau dapat mewujudkannya
Kau ijinkanku menyapa langit
Dan tersenyum kepada matahari
Menikmati indahnya fana yang berakhir disurga
Kau ciptakanku menjadi aura yang terindah
Tak ada yang menandingi kekua kata yang dapattanmu
Bertarung maut hanya demi sebuah bayi mungil
Namun ibu…. Terkadang derai air mata membasahi pipimu
Akibat ulah durhakaku
Maafkan aku ibu, tak ada kata yang dapat kuucapkan
Hanya air mata pula yang aku bias teteskan
Dan hanya rengekan yang bias aku berikan
Hanya pinta dan pinta yang selalu aku tunjukkan
Ibu, kaulah yang terindah bagiku
Tak ada bintang dihati kecuali engkau
Aku ingin membawa engkau ke alam yang penuh nirwana
Bibir
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Kau terlihat elok
Dengan goresan merah, penuh nafsu
Penuh dengan birahi
Tak ada yang dapat menghentikanmu
Tak ada yang dapat menghukummu
Semua kata terlontar dari mu
Dengan busuk dan keji
Kau membuat setiap insan-Nya menderita
Lewatmu kau berikan kecaman ancaman dan makian
Kau sungguh hina
Merahmu dapat mendatangkan uang
Dengan bibir manismu itu kau buat dirinya smakin busuk
Kau sungguh bangsat....
Mengapa kau diciptakan menjadi sesosok yang bajingan
Kau kau kau dan hanya kau yang dapat menentukan nasib orang
Sungguh lagakmu dan gayanmu sudah seperti Tuhan
Yang setiap berkata akan menggariskan sesuatu
Bangsat kau.................!!!!!!!!!!!!!!!!!!1
Tak semestinya hal kotormu kau buka
Tak sadarkah goresan merahmu hanya untuk menutupi bualan mu saja
Nafsu yang akan mendatangkan kegilaan..
Bangsat kau...............
ATAU
Senin, Desember 03, 2012
Dwi Sulistyaningrum
No comments
Teman atau teman
Musuh atau musuh
Pacar atau pacar
Tak ada yang bisa dipercaya semuanya seperti saja
Membelenggu hati membelenggu jiwa
Mengobarkan rasa gila
Tak ada yang benar diantaranya
Penuh dengan pilihan
Baik atau buruk
Nyata atau rekayasa
Tak tahu siapa yang benar
Hanya bisa membuat perdebatan
Menghabiskan waktu
Tak ada hasil yang bisa dipetik
Tak ada satupun yang mau mengalah
Tak ada yang bisa saling menerima
Amarah yang terwujud
Hanya ada masalah yang ditimbulkan
Tak ada ampunan
gila slalu menjadi pilihannya
Mematikan orang disekelilingnya
Membuat sengsara
Membuat duka
Menciptakan benci
Menciptakan kegilaan
Sungguh tak dapat diambil salah satu
isi