Aku menantimu disini ^_^

Senin, 03 Desember 2012

Ketika sang revolusioner berhenti menapak


Ketika sang revolusioner berhenti menapak
Kobaran yang menyala dalam hati telah padam
Semangat yang membara telah padam
Nadi yang berdenyut kencang tak lagi berdetak
Langkah kaki yang yang lancang
Kini tak mampu menopang
Tangan yang kuat
Tak lagi dapat memegang
Akal yang jernih
Tak lagi dapat berfikir
Tidur terbaring senyap
Tanpa sang mentari yang menghiasi
Hanya ada ratapan kecil dari sang cucu
Yang semakin meratap dan terus menatap
Tak ada harapan yang bisa dibuat
Hanya menunggu sang Izroil menjemput
Ratapan mata yang kosong
Wajah yang mulai mengkeriput
Lekuk hitam terlihat jelas dalam guratan
Rona mata yang semakin memudar
Tak ada lagi cahaya kehidupan
Mirisnya lagi, tak ada satupun yang datang
Menyapa sang mentari yang pernah bersinar ditengah kegelapan
Tak ada satupun yang menyapa ketika sang mentari datang
Ketika detik – detik penentuan
Hanya sang cucu yang yang tak berpaling
Tak pernah menyembunyikan gundahnya
Rela selalu setia menunggu sang belahan jiwa
Tepat setengah 12 malam…
Hembusan terakhir terasa kerasnya
Terbangun, terbelalak tak dapat berkata
Hanya satu kalimat yang sellau dia ucapkan
Dengan tertatih merelakan
Akhirnya sang revolusi telah mangkat
Membawa sejuta kerinduan yang akan datang
Setelah bau menyengat, barulah mereka mengabarkan
Sungguh munafik mereka
Tak dapat mengindahkan apa yang telah diperbuatnya.

0 komentar:

Posting Komentar

isi

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management