Aku menantimu disini ^_^

Senin, 03 Desember 2012

Merah Pudar Ditelan Angkara


Merah Pudar Ditelan  Angkara
Semangat… semangat… seru sang Letnan
Menggebu, mendebu, membakar jiwa
Bak dipadang pasir tertumbuhi rumput hijau
Yang semakin hijau dengan siraman hujan
Semangat yang tak henti menyala
Menjadi saksi akan berdirinya bangsa
Menjadi saksi akan matinya beribu jiwa
Demi sang negara
Desissan senapa. Dorr… Dorr…
Memekakan telinga
Membuka mata
“Siap Letnan perang dimulai”, ujarnya
Runcingnya bambu dan sebilah belati
Menjadi gaman sejati
Tanpa menoleh… serbuuuuu….
Bambu tegak berdiri diatas mayat – mayat kompeni
Perjuangan yang lama
Darah mengalir bak sungai yang tak berujung
Menepis ke serat kayu, menjauh kedalam bumi
Tak ada kata saudara, tak ada kata teman
Depan mata adalah singa yang haus akan darah
Hanya perlu satu bambu dan sebuah kekompakan
Menerkam menerjang ke depan
Tak ada ampunan,
Tak ada perlawanan
Semuanya demi sang pertiwi yang harus berdiri lagi
Namun…
Ceceran darah , guratan air mata, goresan permanen
Tak lagi dipuji
Tak ada kata – kata mulia lagi untuk mereka
Semuanya hilang tanpa bekas
Kembali ke jaman jahiliyah, tak tahu arah
Kini tinggalah fatamorgana yang menjadi raja
Menjadi dayang semua angkara
Menyusutkan akal yang tak bertuan
Tak ada balasan barang se zarah
“Ah… mengapa aku bodoh berbuat untuk mereka yang gila akan dunia.”
















0 komentar:

Posting Komentar

isi

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management